Jumat, 14 Juni 2013

Lagi - lagi tidak disengaja


Ngga ngerti kenapa, tapi yakin banget kamu ada disini juga. Satu tempat dengan radius yg amat sangat minimal. Ngga berkilo-kilo meter. Hembusan angin itu, bisikan lembut ke arah telingaku. "he's in here"....
Lagi - lagi hembusan angin mengiringi putaran tubuhku secara perlahan. Secara lembut, secara tak sengaja. Aku melihatmu, iya itu kamu pria yg kuandalkan sebagai pemimpin dalam dunia khayalku. Pria yg selalu mengindahkan setiap lembar khayalanku.
Apa kabar manusia satu itu, hilang begitu saja. Munculpun dengan seenaknya saja :')

Aku "pernah" bermimpi dapat merangkai semua huruf kebahagiaan menjadi satu bersamamu. Itu dulu, setelah empat tahun mengenalmu dan hampir satu tahun kehilangan kamu. I know tuhan itu adil. Bahkan dia dapat mempertemukan kita kembali, dengan bentuk yg tak pernah bisa kita duga. Kamu sadarkah itu? Belum? Lalu sampai kapan kamu sadar? Heey aku bahkan sudah menemukan orang yg telah mengisi kekosongan ini setelah kamu berhasil membuat ini semua menjadi semakin kosong. Bahkan kamu tak pernah benar-benar mengisi kekosongan itu. Kamu hanya berjalan pelan kemudian meninggalkan luka didalam kekosongan itu. Kamu pengecut dear :')

Aku ngga berharap kamu baca tulisan ini, aku ngga berharap kamu tau seberapa perih nunggu kepastian kamu selama bertahun-tahun, karena bisa ketemu kamu lagi aja itu udah sebentuk kebahagiaan.

Suara itu masih sama tuhan, lengan panjangnya, lehernya, kakinya. Mata yg bercahaya itu. Dear, kalau kamu mau tau. Aku selalu liat cahaya dimata kamu. Entahlah.
Dia lewat.... Hati mulai berdebat sendiri "sapa...ngga..sapa..ngga..sapaaaa..." iya aku sapa :'D
"woy " dia nengok, aku degdegan. Aku beku.. Lagi-lagi bingung harus apa.
"eh elo" yaampun suaranya, aku ngga mimpi kan ya Allah. Tampar aku siapa saja tampar!!!!  ini jeritan hati -__-
Dia senyum yaampun dia senyum, aku harus ambil aba-aba untuk bisa pinsan sekarang juga. Ah sebaiknya yg ini diurungkan atau aku akan kehilangan momen paling berharga yg udah aku tunggu terlalu lama ini.
*salim* "eh dia malah salim haha" tawa khas nya itu masih saja terdengar lembut ditelingaku. Aku tau aku tak akan bisa menjawab perkataannya itu. Yups, aku diam. Lagi lagi diam dalam keadaan moment paling sepesial yg pernah ada.
Aku tau, ngga harus kan semua percakapan itu aku tulis disini. Yg jelas aku masih merekamnya dalam ingatan memori ini.

Lapangan basket itu. Aku saat itu hanya punya rencana untuk berenang dan menikmati hari itu.
 Kumpulan anak-anak itu. Lagi-lagi terpaan angina mendorongku untuk mendekati lapangan itu. Memperhatikan setiap gerak permainan bola basket yg dilakukan oleh sekelompok anak. Hembusan angin berhasil membelokkan pandanganku kearah seseorang, membuatku semakin teliti memperhatikan gerak gerik orang itu. Pria tinggi dengan senyum manis menempel diwajahnya. Iya itu kamu.
Langkah kakiku semakin mantap mendekati pembatas yg melingkari sisi sisi lapangan basket. Hati gempar, jantungku berdegup tak beraturan. Lagi lagi aku bimbang pada satu hal, ya.. sapaan atau tudak. Harus benar – benar kupikirkan atau aku hanya akan melewati satu hal tanpa kesan yg luar biasa.
Ku perhatikan setiap gerakmu, entahlah kenapa angina yg berhembus bias begitu membuatmu terlihat sempurna. Aku harus menyapamu, iyakan? Atau kehilangan momen indah pada saat ini.
Kamu mendekat, tapi seperti masih tak memahami keberadaanku. Ah, aku lupa.. sejak kapan kamu menyadari keberadaanku? Bahkan walaupun duduk bersebelahan denganmu, aku tak pernah kamu anggap ada.
Ini lucu tapi logis. Berteriak memanggil namamu, menunggu respon dari kamu. Ah semua memang sangat indah saat kamu membalas sapaanku walau hanya dengan kalimat yg singkat. Tapi itu indah.

Aku mengenderai motor dengan kecepatan standar karena dalam jalan yg tidak terlalu bagus. Mengobrol biasa dengan ibuku yg duduk dibelakangku.
Hembusan angina aneh itu datang lagi. Mejadikan pandanganku kedepan semakin focus. Motor dari arah berlawanan sama saja berjalan dengan stabilitas yg bagus. Ternyata itu kamu, pria yg duduk dibelakan si pengemudi motor. Aku memanggilmu secara reflex. Seperti suara raungan itu keluar dengan sendirinya dari kerongkonganku. Kamu respon menengok dan menjawab saat mendengar suaraku. Kemudian berlalu seiringnya gas gas yg aku tarik dari kemudi motor.

Ngga berharap banyak. Tapi kebetulan-kebetulan yg mungkin terjadi adalah, tuhan tidak pernah menciptakan kebetulan. Semuanya memang sudah dia rancang. Dan ada akhir yg membahagiakan dibalik itu semua.
Tentang pertemuan kita, obrolan singkat yg mendebarkan hati, kutipan kutipan mentionmu, pesan singkat anehmu. Pasti pertanda baik. Pasti menciptakan akhir yg bahagia. Iya aku harus percaya pada itu semua. Jodoh ngga akan kemana dear..
Sampai nanti saatnya kamu sadar kalau pertemuan ini adalah gerbang, kalau pertemuan-pertemuan yg tak disengaja ini dapat membutikan bahwa kamu bukanlah lagi manusia remang. Kamu akan menjadi nyata. Tidak lagi remang dalam setiap penglihatanku. Akan menjadi cahaya, akan ada titik terang dan kecerahan. Semua pasti terjadi, tenang saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar