Ngga
ngerti kenapa, tapi yakin banget kamu ada disini juga. Satu tempat dengan
radius yg amat sangat minimal. Ngga berkilo-kilo meter. Hembusan angin itu,
bisikan lembut ke arah telingaku. "he's in here"....
Lagi
- lagi hembusan angin mengiringi putaran tubuhku secara perlahan. Secara
lembut, secara tak sengaja. Aku melihatmu, iya itu kamu pria yg kuandalkan
sebagai pemimpin dalam dunia khayalku. Pria yg selalu mengindahkan setiap
lembar khayalanku.
Apa
kabar manusia satu itu, hilang begitu saja. Munculpun dengan seenaknya saja :')
Aku
"pernah" bermimpi dapat merangkai semua huruf kebahagiaan menjadi
satu bersamamu. Itu dulu, setelah empat tahun mengenalmu dan hampir satu tahun
kehilangan kamu. I know tuhan itu adil. Bahkan dia dapat mempertemukan kita
kembali, dengan bentuk yg tak pernah bisa kita duga. Kamu sadarkah itu? Belum?
Lalu
sampai kapan kamu sadar? Heey aku
bahkan sudah menemukan orang yg telah mengisi kekosongan ini setelah kamu
berhasil membuat ini semua menjadi semakin kosong. Bahkan kamu tak pernah
benar-benar mengisi kekosongan itu. Kamu hanya berjalan pelan kemudian
meninggalkan luka didalam kekosongan itu. Kamu pengecut dear :')
Aku
ngga berharap kamu baca tulisan ini, aku ngga berharap kamu tau seberapa perih
nunggu kepastian kamu selama bertahun-tahun, karena bisa ketemu kamu lagi aja
itu udah sebentuk kebahagiaan.
Suara
itu masih sama tuhan, lengan panjangnya, lehernya, kakinya. Mata yg bercahaya
itu. Dear, kalau kamu mau tau. Aku selalu liat cahaya dimata kamu. Entahlah.
Dia
lewat.... Hati mulai berdebat sendiri
"sapa...ngga..sapa..ngga..sapaaaa..." iya aku sapa :'D
"woy
" dia nengok, aku degdegan. Aku beku.. Lagi-lagi bingung harus apa.
"eh
elo" yaampun suaranya, aku ngga mimpi kan ya Allah. Tampar aku siapa
saja tampar!!!! ini jeritan hati
-__-
Dia
senyum yaampun dia senyum, aku harus ambil aba-aba untuk bisa pinsan sekarang
juga. Ah sebaiknya yg ini diurungkan atau aku akan kehilangan momen paling
berharga yg udah aku tunggu terlalu lama ini.
*salim*
"eh dia malah salim haha" tawa khas nya itu masih saja terdengar
lembut ditelingaku. Aku tau aku tak akan bisa menjawab perkataannya itu. Yups,
aku diam. Lagi lagi diam dalam keadaan moment paling sepesial yg pernah ada.
Aku
tau, ngga harus kan semua percakapan itu aku tulis disini. Yg jelas aku masih
merekamnya dalam ingatan memori ini.
Lapangan
basket itu. Aku saat itu hanya punya rencana untuk berenang dan menikmati hari
itu.
Kumpulan anak-anak itu. Lagi-lagi terpaan
angina mendorongku untuk mendekati lapangan itu. Memperhatikan setiap gerak
permainan bola basket yg dilakukan oleh sekelompok anak. Hembusan angin
berhasil membelokkan pandanganku kearah seseorang, membuatku semakin teliti
memperhatikan gerak gerik orang itu. Pria tinggi dengan senyum manis menempel
diwajahnya. Iya itu kamu.
Langkah
kakiku semakin mantap mendekati pembatas yg melingkari sisi sisi lapangan
basket. Hati gempar, jantungku berdegup tak beraturan. Lagi lagi aku bimbang
pada satu hal, ya.. sapaan atau tudak. Harus benar – benar kupikirkan atau aku
hanya akan melewati satu hal tanpa kesan yg luar biasa.
Ku
perhatikan setiap gerakmu, entahlah kenapa angina yg berhembus bias begitu
membuatmu terlihat sempurna. Aku harus menyapamu, iyakan? Atau kehilangan momen
indah pada saat ini.
Kamu
mendekat, tapi seperti masih tak memahami keberadaanku. Ah, aku lupa.. sejak
kapan kamu menyadari keberadaanku? Bahkan walaupun duduk bersebelahan denganmu,
aku tak pernah kamu anggap ada.
Ini
lucu tapi logis. Berteriak memanggil namamu, menunggu respon dari kamu. Ah semua
memang sangat indah saat kamu membalas sapaanku walau hanya dengan kalimat yg
singkat. Tapi itu indah.
Aku
mengenderai motor dengan kecepatan standar karena dalam jalan yg tidak terlalu
bagus. Mengobrol biasa dengan ibuku yg duduk dibelakangku.
Hembusan
angina aneh itu datang lagi. Mejadikan pandanganku kedepan semakin focus. Motor
dari arah berlawanan sama saja berjalan dengan stabilitas yg bagus. Ternyata itu
kamu, pria yg duduk dibelakan si pengemudi motor. Aku memanggilmu secara reflex.
Seperti suara raungan itu keluar dengan sendirinya dari kerongkonganku. Kamu respon
menengok dan menjawab saat mendengar suaraku. Kemudian berlalu seiringnya gas
gas yg aku tarik dari kemudi motor.
Ngga
berharap banyak. Tapi kebetulan-kebetulan yg mungkin terjadi adalah, tuhan
tidak pernah menciptakan kebetulan. Semuanya memang sudah dia rancang. Dan ada
akhir yg membahagiakan dibalik itu semua.
Tentang
pertemuan kita, obrolan singkat yg mendebarkan hati, kutipan kutipan mentionmu,
pesan singkat anehmu. Pasti pertanda baik. Pasti menciptakan akhir yg bahagia.
Iya aku harus percaya pada itu semua. Jodoh ngga akan kemana dear..
Sampai
nanti saatnya kamu sadar kalau pertemuan ini adalah gerbang, kalau
pertemuan-pertemuan yg tak disengaja ini dapat membutikan bahwa kamu bukanlah
lagi manusia remang. Kamu akan menjadi nyata. Tidak lagi remang dalam setiap
penglihatanku. Akan menjadi cahaya, akan ada titik terang dan kecerahan. Semua pasti
terjadi, tenang saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar