Minggu, 16 September 2012

Pria itu, dia mengumbar kata sayang ke semua wanita


Pria itu selalu mempermainkan semuanya, perasaan ini dan rasa ini. Dia bagai petir yang membelah lautan, bagai gelombang yang menghantamkan setiap sudut karang. Tapi aku telah terjatuh pada bagian terlemah yang ku punya, yaitu mempercayainya.

Ku pikir dia benar cinta, ku kira dia benar sayang. Ternyata itu semua hanya bualan semata. Hanya getiran dingin yang keluar dari mulutnya. Bodohnya aku begitu percaya pada pria itu.
            Seperti ada tali yang terus saja mengikatku. Mengikat hatiku agar  tak pernah bisa lari dari pria itu. Aku terjebak.
Aku lelah, tapi aku tak dapat pergi. Aku menyayanginya dan ini lah kebodohan ku. Bahkan ketika kata sayang yang terucap dari mulutnya tak hanya tertuju padaku. Dan semua perhatiannya juga tak hanya ia tunjukkan padaku. melainkan ke semuanya, semua wanita yang ia kenal dan dekat dengannya.

            Aku sedih tak kala melihat senyumnya tak hanya untukku. Aku mencoba untuk tak melihatnya. Tapi sialnya pria itu selalu membagi sayang didepanku kepada semua wanita. Aku harus apa? Aku bisa apa?
            Haruskah aku pergi meninggalkannya? Melupakannya? Agar tak ada lagi perih terluka seperti ini. Tapi tak bisa. Bahkan aku tak tau ini apa.
Ketika pria itu mendekati sejuta wanita. Ketika itu pula aku semakin menyayanginya. Dan ketika itu pula aku hancur.

            Ini bodoh, gila dan sebagainya. Katakanlah aku begitu. tapi kenyamanan adalah hal utama yang membuatku tak akan meninggalkannya. Walau sedih tapi ini begitu rumit untuk dimengerti.
            Begitu banyak nasihat keluar masuk begitu saja meliwati lubang telingaku. Tapi hati ini seakan membeku. Aku tau pada akhirnya hanya aku yang akan terus tersakiti. Katakanlah ini semua salahku dan aku yang akan menanggung semua pada akhirnya.

            Luka ini setiap hari semakin bertambah besar, tak pernah membaik semenjak kenal dengan pria itu. Aku terluka karena menyukai pria yang tak memiliki hati. Oh yaampun apakah dia jelmaan vampire layaknya Edward  Cullen yang juga tak memiliki hati? Tapi ku rasa Edward Cullen lebih baik darinya, karena Edward hanya mencintai satu wanita. Edward hanya mengatakan satu kata sayang kepada satu wanita. Tapi pria itu? Aku bahkan tak sanggup menghitung seberapa banyak wanita yang mendengar ucapan sayangnya selain aku. Mungkin banyak. Banyak sekali. Lebih banyak dari lubang di hati ini. Lebih banyak dari luka yang akan segera ku terima karena mengetahuinya.

            Aku tak ingin berharap pada pria itu. Hanya hati ini yang sulit pergi meninggalkan pria itu. Ini seperti imprint dalam novel twilight. Oh tidak, ini sama sekali tidak sama karena yang  merasakan cinta hanya satu pihak.
            Bertahan dalam luka, bertahan dalam pahit, bertahan dalam kepedihan. Aku terus bertahan. Karena tak ada batas waktu yang terlampaui. Karena tak ada bel tanda kapan aku harus berhenti. Ini bagaikan tidur diatas sebuah kasur berduri. Sakit tapi kita harus bertahan agar tetap terasa nyaman. Dan aku tak tau sampai kapan ini akan berlangsung.
Sekali lagi ini adalah kesalahanku yang tak mencoba pergi dan memperbaiki semunya.
           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar