Minggu, 09 September 2012

Luka Hati Harusnya Mengecil Tapi Ini Sebaliknya


      
  Lubang di hati yang mulai sempat mengecil dalam hitungan detik saja kini sudah mulai membesar lagi. Semakin besar, bahkan menimbulkan rasa sakit yang begitu dalam. Aku bisa merasakan bagaimana setiap hembusan angin yang menerpa lubang itu begitu kuat menimbulkan sakit yang teramat dalam. Selain lubang besar itu kini muncul beberapa lubang kecil lainnya yang begitu sama sakitnya. Bahkan setiap perban yang ku tempelkan pada lubang-lubang itu tak pernah ada yang kuat menahan ceceran darah yang keluar dari dalamnya. Apa yang terjadi? Mengapa lubang dihati ini begitu kuat terbuka lebar.

       Aku terus memaki diriku, memaki setiap perbuatanku. Aku tau aku salah, tapi aku tetap berpegang pada kesalahan ini. Janji ku dulu untuk tidak terluka lagi seperrtinya sudah terlanjur hangus oleh asa. Aku dan sakit ini karena berhasil mencintai pria lain yang ku pikir telah menggantikannya. Tapi ternyata tidak. I was wrong.
       This man has hurt me even more than he did…
entah kenapa, karena luka ini aku kembali merindukannya, bukan pria ini. Tapi ‘dia’ yang dulu telah menjadi bagian hidup saya walau tidak sepenuhnya. ‘Dia’ yang tak pernah bisa saya miliki. Dia yang sampai sekarang terus saja meninggalkan luka. but I do know, I have to forget about him.

       Jatuh pada luka untuk kedua kalinya dapat menyadarkan aku. Tidak… harusnya tak perlu ada kedua kalinya jika aku bisa sadar pada saat pertama kali itu terjadi. Harusnya cukup satu luka, tidak perlu dua. Oh yaampu.. aku memang begitu bodoh.
       Semua menyuruh saya menjauh dari pria itu agar tak ada lagi luka yang teramat dalam setelah luka dari ‘dia’. but I know they are wrong. Justru karena luka ini, saya harus tetap berada dekat pada pria ini. Saya harus menunjukkan bahwa saya saya baik-baik saja. I’m fine! none hurt.

       I know I'm strong, I just can’t do it…
Pasti setiap luka disertai tangisan. Entahlah kekuatan ini belum sebegitunya utuh. Atau ternyata memang sudah terkuras habis? I was so weak at this time. Bahkan samapai-sampai aku benar-benar ingin menghabiskan seluruh waktuku hanya untuk menangis. Ini bentuk kelemahan hati.

       Aku sedih, kesal, marah, ini tak menentu. Tapi setiap pria itu datang semua seakan hilang. Aku kembali seperti sediakala, degan hati yang tenang. what actually happened?
Karna cinta? Oh yang benar saja, aku sedang ingin membahas tentang luka.

       Lubang di hati ini terus menganga. Dan setiap kalinya lubang itu selalu berteriak padaku. Dia berteriak “jangan pernah tinggalkan pria itu” terkadang dia berteriak “pria itu akan menyembuhkan aku”.
Apa ini?? Teriakan-teriakan itu benar-benar membuat ku depressed. Apa pria itu akan menyembuhkan luka ini? Tapi bukankah pria itu yang telah menjadi luka kedua ini. Siapa saja tolong jelaskan!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar